Pendidikan karakter menjadi hal yang sering dibicarakan
kalangan praktisi pendidikan saat ini.
“Pendidikan Karakter untuk Membangun
Peradaban Bangsa” tema yang menunjukkan komitmen yang bertekad melaksanakan
revitalisasi pendidikan karakter.
Sebenarnya apa sih karakter itu?? Karakter
mempunyai banyak arti, di antaranya, kemampuan untuk mengatasi secara efektif
situasi sulit, tak enak/tidak nyaman, atau berbahaya. Dengan pengertian
tersebut karakter menuntut kecerdasan otak, kepekaan nurani, kepekaan diri dan
lingkungan, kecerdasan merespons, dan kesehatan, kekuatan, dan kebugaran
jasmani. Indikator kecerdasan otak antara lain, berilmu, berfikir logis dan
kritis.
“Kepekaan nurani ditandai dengan adil, jujur, kasih
sayang, empatik, ikhlas, berintegritas, santun, terpercaya, hormat, suka
menolong dan dapat mengendalikan diri.”
Kepekaan diri dan lingkungan berarti peduli pada diri dan lingkungannya. Sedangkan kecerdasan merespons ditandai dengan sifat-sifat berani, rajin, disiplin, inisiatif, waspada dan motivasi. Sedangkan kesehatan, kekuatan dan kebugaran jasmani diperlukan pola hidup. Pembentukan karakter pada anak dimulai sejak anak berusia dini.
Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berpengaruh
terhadap karakter anak. Pembentukan karakter ini juga seiring dengan
perkembangan kognitif pada anak. Perkembangan kognitif pada dasarnya adalah
perubahan dari keseimbangan yang telah dimiliki kearah keseimbangan baru yang
diperolehnya. Dengan perkembangan itu anak dengan cepat bisa menerima karakter
yang baik.Kepekaan diri dan lingkungan berarti peduli pada diri dan lingkungannya. Sedangkan kecerdasan merespons ditandai dengan sifat-sifat berani, rajin, disiplin, inisiatif, waspada dan motivasi. Sedangkan kesehatan, kekuatan dan kebugaran jasmani diperlukan pola hidup. Pembentukan karakter pada anak dimulai sejak anak berusia dini.
Lingkungan
sekolah tentunya berperan besar dalam pembentukan karakter pada anak.
Intensitas pertemuan yang hampir setiap hari dengan guru dan teman-teman
sekolah tentunya membuat anak mencari-cari dirinya melalui hal yang mereka
lihat, rasakan, dengar dan tiru dari lingkungan sekitar.
Tentunya guru berperan besar dalam
pembentukan karakter anak. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam
pembentukan karakter menurut Lickona (2007) diantaranya :
1.
Kembangkan nilai-nilai etika inti dan
nilai-nilai kinerja pendukungnya sebagai fondasi karakter yang baik,
2.
Definisikan ‘karakter’ secara komprehensif
yang mencakup pikiran, perasaan, dan perilaku,
3.
Gunakan pendekatan yang komprehensif,
disengaja, dan proaktif dalam pengembangan karakter,
4.
Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian,
5.
Beri siswa kesempatan untuk melakukan
tindakan moral,
6.
Buat kurikulum akademik yang bermakna dan
menantang yang menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter, dan
membantu siswa untuk berhasil,
7.
Usahakan mendorong motivasi diri siswa,
8.
Libatkan staf sekolah sebagai komunitas
pembelajaran dan moral yang berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter
dan upaya untuk mematuhi nilai-nilai inti yang sama yang membimbing pendidikan
siswa,
9.
Tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan
moral dan dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter,
10. Libatkan
keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter,
11. Evaluasi
karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh
mana siswa memanifestasikan karakter yang baik.
Bagaimanakan Peran Matematika dalam
Pembentukan Karakter? “Matematika
sebagai pelajaran esensial yang diajarkan kepada anak pada tiap tingkat
pendidikan. Bahkan pada pendidikan anak usia dini matematika sudah mulai
diperkenalkan. Ini menunjukkan bahwa matematika itu sangat berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.”
Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran
manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Dengan bernalar
anak bisa bisa membedakan ini baik atau buruk, bermanfaat atau tidak. Bahkan
dengan bernalar anak bisa mengambil tindakan dari permasalahan yang ada. Dengan
demikian tahap demi tahap perkembangan karakter anak mulai terbentuk.
Sebagai
ilustrasi peran matematika dalam pembentukan karakter anak :
Seseorang biasanya mempunyai kebiasaan
menghidupkan kran air ketika sedang menggosok gigi. Dan menurut dokter gigi
sebaiknya gosok gigi 2x sehari. Kita anggap saja setiap menggosok gigi
membutuhkan waktu 3 menit. Berarti 6 menit air kran hidup hanya untuk menggosok
gigi. Jika debit air yang mengalir di kran itu 6 liter per menit. Jadi untuk
sehari berapa liter air yang akan dihabiskan untuk satu orang yang menggosok
gigi. Bisa dikalikan saja dalam 6 menit sehari berarti butuh 36 liter air untuk
2 kali gosok gigi.
Kalo
dalam seminggu berapa air yang terbuang??
Bagaimana
jika satu kota melakukan kebiasaan yang sama??
Waaww..bakal
banyak air yang habis terbuang…
Padahal
untuk 1 kali gosok gigi, cukup satu gelas untuk sebelum memasukkan odol dan dua
gelas untuk kumur-kumur. Jadi lebih hemat kan. Dengan pelajaran ini karakter
hemat bisa ditanamkan pada siswa.
Pelajaran ini sesuai dengan materi matematika
SD kelas VI, “Volume dan Debit Air”. dari ilustrasi diatas menunjukkan bahwa
matematika juga berperan dalam pembentukan karakter bangsa.
Banyak lagi ilustrasi dalam Matematika yang
bisa digali guru untuk pembentukan karakter pada anak. Dengan demikian
diharapkan pendidikan karakter untuk membangun peradaban bangsa dapat
terealisasikan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar